Pelajaran Blog Khusus Bagi Pemula Lugas dan Penting Forantum I Blogging is My Life I Tutorial Blog I Tips dan Trik Blog I SEO I Free Template

Senin, 04 Oktober 2010

Organisasi Kemahasiswaan Unika Widya Karya, Realita dan Harapan.


01.55 |

Organisasi mahasiswa merupakan sala satu pilar penting dalam mendukung kawalitas lulusan suatu lembaga pendidikan tinggi termasuk Unika Widya Karya Malang.” Sebagai pilar penting karena melaui lembaga kemahasiswaan para mahasiswa dapat mengembangkan potensinya baik secara hard skill maupun soft skil.

Karena merupankan bagian intrgral sebuah lembaga pendidikan tinggi maka eksistensi organisasi mahasiswa sangat didukung oleh kondisi sistem yang ada dilembaga pendidikan tersebut, atau dengan kata lain bahwa kwalitas dan tidaknya lembaga kemahasiswaan sangat tergantung pada sistem yang ada di lembaga pendidikan tersebut.

Jika kita berbicara sistem maka ada sub-sub sistem yang saling mempengaruhi satu sama lain, yang mana secara teoritis menyebutkan bahwa apabila pada suatu sub sistem tidak bekerja secara maksimal maka akan berdampak buruk terhadap sistem itu sendiri. Sub-sub sistem tersebut terdiri atas subsatansi, stuktur dan kultur ( budaya )

Pada kesempatan ini saya mencoba mengajak kita semua untuk melihat lebih jauh pengaruh sitem di Unika Widya Karya terhadap eksistensi organisasi kemahasiswaan.
Pada level substansi, hadirnya Pedoman Organisasi Mahasiswa ( POK ) masih menyisahkan duka bagi organisasi kemahasiswaan, selain pembentukannya tidak melibatkan organ mahasiswa POK juga belum mengakomodasi semua kepentingan organisasi mahasiswa.
POK yang sejatinya sebagai “kompas” penentu arah bagi kemajuan organisasi mahasiswa masi mengalami kemandulan substansional. Hal ini dapat dilihat antara lain;
Pertama; bahwa didalam POK tidak terdapat satu pasal pun yang mengatur secara tegas apa saja stuktur yang yang ada dalam tubuh BMU. Kedua juga tudak mengatur secara tegas bahwa semua organisasi mahasiswa harus memiliki AD/ ART sebagai aturan pelaksana dari POK. Ketiga; POK juga tidak melarang adanya rangkap jabatan atau kepengurusan di organiasi kemahasiswaan baik organisasi internal kampus maupun eksternal kampus. Kempat; POK juga tidak mengatur secara tegas bagaimana proses pembentukan / penggabungan / penghapusan suatu organisasi kemahasiswaan ( UAM ).
Kelemahan-kelemahan substansi pada POK tersebut diatas harus diperhatikan oleh para pengambil keputusan dengan mempertimbangan aspek kemanfaatan yang berguna bagi organisasi mahasiswa khususnya dan lembaga pendidikan umumnya.
Stuktur , secara srtuktur yang harus dikaji mulai dari mahasiswa sampai pengurus bidang kemahasiswaan dalam hal adalah wakil rektor bidang kemahasiswaan. kelemahan-kelemahan yang diidentivikasikan pada tingkat mahasiswa antara lain; pada tingkat pengurus organisasi kemahasiswaan masih terdapat rangkap jabatan baik di UAM dan /atau BMF/ BMJ, hal ini disebabkan karena krisis kader yang sedang dialami oleh organisasi kemahasiswaan dan juga tidak ada aturan dalam POK yang melarang terjadinya rangkap jabatan.
Sedangkan pada level rektorat ( Pembantu Rektor Bidang Kaemahasiswaan ) yaitu terkait dengan kewenagan yang dimiliki oleh pembantu rector tiga. Harus ada ketegasan yang dituangkan dalam statuta Unika Widya Karya tentang batas dan ruang linkup kewenangan. Apakah kewenagan yang dimiliki oleh pembantu rector III merupakan kewenagan atribut, mandat, atau delegasi? Ini yang harus diperhatikan karena terkait dengan finalnya suatu keputusan yang diambil oleh pembantu rektor III.
Sedangkan pada level kultur, sikap mahasiswa yang “ apatis” dan oportunis terhadap keberadaan organisasi kemahasiswaan, terbukti misalnya tidak banyak mahasiswa yang peduli dan mau tahu dengan segala produk organisasi kemahasiswaan, serta ikut ambil bagian dalam mengembangkan diri dalam organisasi kemahasiswaan.

Sala satu penyebab adalah dampak negatif kemajuan komunikasi informasi yang kian pesat menjadikan mahasiswa lebih suka menghabiskan waktu dengan segala kegiatan-kegiatan atas dasar kesenangan ( hendonisme ) misalnya browsing di internet, plastation, game dll. Hal ini yang menyebabkan ada pandangan yang menyebutkan bahwa generasi saat ini adalah generasi digital.
Upaya yang harus dilakukan adalah menanamkan budaya organisasi dalam diri mahasiswa agar mau dan ikut ambil bagian dalam pengembangan potensi diri, sehingga denagn demikian sangat berpengaruh pada kwalitas organisasi kemahasiswaan.
Semoga hasil kajian ini tidak mendiskreditkan suatu pihak tetapi menjadi masukan yang berharga bagi kita semua. Akhir kata Anatole France perna berkata “untuk meraih cita-cita besar, kita tak hanya perlu bertindak, juga harus bermimpi; tak hanya perlu merencanakan tetapi juga harus menyakini


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar, dan jangan lupa kembali lagi

Diberdayakan oleh Blogger.