Pelajaran Blog Khusus Bagi Pemula Lugas dan Penting Forantum I Blogging is My Life I Tutorial Blog I Tips dan Trik Blog I SEO I Free Template

Jumat, 15 Oktober 2010

Larantuka, Reinha de Rosary ( Larantuka , kota bunda maria )


05.05 |

Sebuah patung peninggalan Portugis dilestarikan masyarakat Larantuka selama lima abad., yaitu Patung Tuan Ma. Nama ini diambil dari kata Ema, yang dalam bahasa Lamaholot di abad XVI merupakan kata manis bagi seorang perempuan terhormat dan baik-baik. Nama tersebut juga bersesuaian dengan nama arca tersebut, yaitu Santa MA-ria.
Kata Tuan digunakan sebagai sebutan bagi orang asing yang dihormati, besar, dan terpandang.Pada abad XVI, Kepulauan Maluku diperebutkan bangsa Eropa karena rempah-rempah, pala, dan lada, yang sangat mahal harganya, termasuk kayu cendana dan gaharu dari Kepulauan Timor dan Flores yang tidak kalah mahal harganya.
Di dalam persaingan tersebut, banyak pedagang dan orang kaya dari bangsa Portugis datang berebutan tanpa terorganisasi, berlomba-lomba mencari barang dagangan tersebut. Salah seorang di antara para pedagang adalah Pedro Gonzales, yang baru pertama kali berlayar masuk melintasi Selat Flores Larantuka, di ujung timur Pulau Flores dan Pulau Adonara. Pada perjalanannya di tahun 1510 itu, Pedro membawa banyak barang-barang suci, seperti patung, buku, dan benda-benda sebagai alat sembahyang.
Gonzales sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang navigasi dan peta putaran serta tendangan arus yang kuat di selat tersebut. Karenanya, ketika terjadi arus deras di tempat ini, kapal milik Gonzales terdampar karam dan pecah. Semua isi muatan kapal hanyut terbawa arus. Barang-barang yang berat tenggelam dan barang yang ringan mengambang entah mana. Pada hari itu, para pemuda Kampung Ijo sedang memanah mencari ikan tuda sambil menanti sore ketika air laut surut dan mengambil air tawar yang digali di gigi air untuk air minum. Pada saat inilah mereka menemukan arca Santa Maria yang hanyut dan terdampar di Pantai Ae Kongga.
Akhirnya, para pemuda ini pun menceritakan penemuan tersebut kepada raja beserta para kelake atau Tua-tua adat. Mendengar cerita tersebut, raja memerintahkan seluruh masyarakat kampung supaya pergi ke pantai untuk menjemput arca tersebut, selain memerintahkan untuk siap berperang karena ada kemungkinan kalau penemuan tersebut adalah sebuah tanda akan diserang musuh. Melihat arca tersebut, raja pun kagum. Maka, diperintahkanlah supaya Arca tersebut dibawa ke kampung dan diletakkan di dalam rumah sembahyang mereka yang bernama Korke. Sejak saat itu, arca ini dijadikan dewi mereka yang disebut dengan istilah Nitung.
Pada tahun 1610, datanglah Pastor Antonio Dominikan ke daerah tersebut. Dia melihat arca yang bertuliskan “Santa Maria Mater Dollorosa” tersebut yang berarti “Santa Maria Bunda Berduka Cinta.” Pastor itu pun mulai menjelaskan tentang latar belakang patung itu. Sejak itulah, agama Katolik masuk ke wilayah Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Arca tersebut pun berganti nama menjadi Tuan Ma. Selanjutnya, Kota Larantuka dikenal sebagai Reinha, yang berarti Kota Santa Maria. SUMBER sukasukakaulah.blogspot.com


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar, dan jangan lupa kembali lagi

Diberdayakan oleh Blogger.